Roma Sosok pendiam yang menjdi jantung lini tengah
Italia. Setelah Francesco Totti menyatakan pensiun dari tim nasional,
kini peran Andrea Pirlo makin vital.
Gelandang AC Milan ini
adalah kunci utama permainan Azzurri. Dijuluki sebagai metronome karena
yang menentukan timing dan kecepatan tim. Ia adalah 'Leonardo da
Vinci-nya sepakbola' karena permainannya yang inventif.
"Dia
adalah Brasil tulen. Dia memiliki kepribadian dan inventif sebagai
seorang playmaker. Ia bersedia mengorbankan diri demi kebaikan tim,"
puji pelatih Portugal asal Brasil Luiz Felipe Scolari.
Namun,
Anda tak bakal bisa mengorek banyak keterangan dari dia tentang peran
utamanya di tim Azzuri. Pemain yang melakukan debut di Serie A bersama
Brescia saat berusia 16 ini lebih dikenal sebagai sosok pendiam, seorang
introvert. Bahkan untuk membuatnya tersenyum saja susahnya minta ampun.
"Tapi begitulah saya. Saya tak tertarik menjadi sosok yang
terkenal. Saya lebih suka menghabiskan waktu luang bersama keluarga
ketimbang mengomersialkan diri," ungkap Pirlo yang mencetak 15 gol
selama 37 kali membelas timnas U-21.
"Saya akan mengerjakan apa
yang sekiranya perlu. Dan, saya akan memanfaatkan waktu bebas yang
sesungguhnya tak banyak untuk diri saya sendiri," katanya lagi.
Pirlo adalah a prodigy
atau pemain muda bertalenta dan bermasa depan cerah. Ia diprediksi
bakal melejit saat direkrut Internazionale Milan pada 1998.
Kenyataannya, Pirlo justru tenggelam. Bakatnya nyaris terkubur sebelum
'diselamatkan' tetangga dekat, AC Milan pada 2001.
Oleh pelatih
Milan Carlo Ancelotti, ia tak lagi diposisikan sebagai playmaker murni
tapi di depan pemain belakang. Di situ, Pirlo berperan 'mengarahkan'
permainan tim. Peran barunya mengantarkan Pirlo ke puncak.
Keistimewaan lain? Ia adalah spesialis free kick yang melahirkan banyak gol dari bola mati. Tak hanya itu. Bola free kick-nya selalu meluncur indah.
Bila
Pirlo bersiap berlatih tendangan bebas, pemain lain akan berhenti
sejenak hanya untuk merubungnya. Ada yang tak ingin melewatkan
kesempatan menyaksikan keindahan Pirlo saat mengambil free kick.
Yang
lain seperti Antonio Di Natale, Vincenzo Iaquinta dan Fabio
Quagliarella belajar bagaimana ia melakukannya. Di Milan, Clarence
Seedorf dan Kaka yang menjadi 'murid' Pirlo.
"Saya selalu
berusaha mengajarkannya pada mereka. Seedorf dan juga Kaka berusaha
menirunya. Tapi menurut Kaka tak mudah mengikuti gaya saya," kata Pirlo
yang juga mempelajari gaya free kick Juninho, gelandang Lyon.
"Ia menggunakan bagian lebih dalam di kakinya. Saya berusaha mengembangkan gaya saya sendiri," tambahnya.
Fakta Andrea Pirlo di Piala Dunia 2006
1.
Tandukan Zinedine Zidane ke dada Marco Materazzi lebih gampang diingat
pada final Italia vs Prancis. Sedikit yang tahu bahwa Andrea Pirlo
terpilih sebagai Man of the Match.
2. Pada final itu, sepak pojok
Pirlo yang sempurna diselesaikan dengan baik oleh Materazzi sekaligus
menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
3. Saat adu penalti, Pirlo menjadi penendang pertama dan berhasil menuntaskannya.
4. Pirlo tiga kali terpilih sebagai Man of the Match dari tujuh pertandingan Italia.
5. Gol pertama Italia dicetak Pirlo saat menghadapi Ghana.
6.
Di semifinal melawan Jerman, assist-nya pada perpanjangan waktu
berhasil diselesaikan oleh Fabio Grosso. Gol itu mengantarkan Italia ke
final. Asisst Pirlo disebut-sebut sebagai umpan terbaik di Piala Dunia
2006.
sumber : inilah.com
Tags :
0 comments:
Post a Comment