beberapa hari belakangan lagi heboh masalah perkalian matematika karena guru menyalahkan perhitungan muridnya.
cek dis pikcer
trus siapa yang salah.
penerawang aku sih begini yya. Kalau mengajar matematik guru nya yg salah! tp kalau mengajar tata letak sesuai dengar peraturan/kebiasaan di indonesia guru itu benar!, disini guru sudah tak mengajarkan ilmu eksak matematik lagi, tp sudah mengarah ke ilmu sosial, dimana murid di dogma di doktrin bahwa penempatan perkalian di indonesia adalah "pengali X bilangan yang dikali" kalau penempatan pengali dan bilangan tak sesuai kesepakatan di indonesia maka salah, OH MY GOD! itu bukan ilmu eksak lagi namanya, tp sudah ilmu sosial. baca : http://edukasi.kompas.com/read/2014/09/22/21490921/Belajar.Matematika.Belajar.Soal.Bangsa
sekarang mau coba ngebahas kasus dengan ilmu eksak.
kasus-1 :
3 sapi x 5 sapi = 15 sapi.
3 sapi x 5 kerbau = 3 sapi 5 kerbau = 5 kerbau 3 sapi = 8 hewan = 8 mamalia = 8 ternak
kasus-2
3 kali minum obat dalam 1 hari, kasusnya adalah jumlah minum obat dikali jumlah hari.
ini sebenarnya hal yg gak bisa dikalikan karena beda jenis yaitu jumlah minum obat dan jumlah hari.
yang bisa dikalikan itu adalah jumlah hari dikali jumlah hari, jumlah obat dikali jumlah obat. kalaupun ada hasil perkalian obat dikali hari, maka totalnya itu tidak bisa disebut jumlah obat ataupun jumlah hari, karena itu hal yang gak bisa disatukan karena beda jenis.
ini sebenarnya hal yg gak bisa dikalikan karena beda jenis yaitu jumlah minum obat dan jumlah hari.
yang bisa dikalikan itu adalah jumlah hari dikali jumlah hari, jumlah obat dikali jumlah obat. kalaupun ada hasil perkalian obat dikali hari, maka totalnya itu tidak bisa disebut jumlah obat ataupun jumlah hari, karena itu hal yang gak bisa disatukan karena beda jenis.
aku juga salah memahami resep dokter, krn pas diterangin dijelasin perkalian resep obat apa aja jawabnya iya iya saja. pas nyampe rumah baru ngeh ini yg dikali sama dokter jenis variable apa aja soalnya ga ditulis jenis variablenya jd lupa, yg ditulis hanya angkanya saja, untuk menafsirkannya yya ngira2 aja variable apa aja yg dikalikan, tebak2 buah manggis lah istilahnya, siapa tau bs menang lotre :D hehehe. dan ternyata baru tau biasanya dokter mengalikan variable jumlah jam dalam sehari / jumlah minum x jumlah tablet, dan yg ditulis oleh dokter hanyalah jumlah minum x jumlah obat. bagaimana kalo ada resep dokter yang mengalikan 3 variable.
jumlah minum x jumlah jam x jumlah dosis(sendok makan/ sendok teh/ tablet / kaplet / 100 mililiter) ? 3X1 ? kurasa itu hanyalah kesepakatan dokter -pasien (ilmu sosial), bukan masalah perkalian matematika (ilmu eksak) ?
jumlah minum x jumlah jam x jumlah dosis(sendok makan/ sendok teh/ tablet / kaplet / 100 mililiter) ? 3X1 ? kurasa itu hanyalah kesepakatan dokter -pasien (ilmu sosial), bukan masalah perkalian matematika (ilmu eksak) ?
kenapa angka 3 diletakkan didepan, bisa gak angka 3 ditaruk dibelakang, jawabannya bisa dalam ilmu matematik tp belum tentu bisa dalam ilmu sosial, karena itu adalah kebiasaan penulisan dokter-dokter diindonesia. sebenarnya peletakan angka itu bukanlah harga mati, tp karena kita sudah di doktrin maka itu lah yg benar menurut kebanyakan orang di indonesia, contoh
doktrin lain kalau aku dari kecil diajarkan dan diperlihatkan warna
putih tp disebutnya hijau dan semua orang bilang hijau walaupun warnanya
putih, maka aku akan bilang itu hijau!
contoh lain, di indonesia orang mengangguk an kepala itu berarti = iya/benar!,
tp di india? menggelengkan gelengkan kepala itu = iya! kenapa bisa begitu, krn doktrin!
contoh
doktrin lain. mau beli oase tp pas datang ke kios malah minta aqua, mau
beli attack tp pas datang ke kios malah minta beli rinso, odol?
pepsodent? dst .
Kasus-3
“Ahmad
dan Ali harus memindahkan bata yang jumlahnya sama, 24. Karena Ahmad
lebih kuat, ia membawa 6 bata sebanyak 4 kali, secara matematis ditulis 4
x 6. Tetapi, Ali yang badannya lebih kecil, hanya mampu membawa 4 bata
sebanyak 6 kali,
Karena Ahmad lebih kuat, ia membawa 6 bata sebanyak 4 kali
6 bata X 4 bata = 24 bata
6 bata X 4 pikul-an = ?
6 bata X 4 bata = 24 bata
6 bata X 4 pikul-an = ?
6 bata X 4 = 24 bata
Ali yang badannya lebih kecil, hanya mampu membawa 4 bata sebanyak 6 kali
4 bata X 6 bata =24 bata
4 bata X 6 pikul = ?
tp kalau perkalian variable berbeda maka hasilnya bs menghasilkan variable lain atau variable yg berbeda. contoh 2 panjang x 3 lebar = 6 luas.
matematika itu ilmu pasti, ilmu yg tak pasti itu ilmu sosial.
kasus-4
panjang x lebar hasilnya jumlah totalnya disebut luas, bukan total
panjang bukan total lebar. karena panjang dan lebar itu hal yang berbeda. yang
bisa dikali adalah panjang x panjang dan lebar x lebar, bisa
dikalikan tp totalnya bukanlah total panjang atau total lebar. krn
panjang dan lebar itu gak bisa dikali, hasil perkalian panjang dan lebar
disebut luas, bukan total panjang atau bukan total lebar.
kasus-5 :
.5 donat + 5 donat +5 donat + 5 donat + 5 donat + 5 donat = 30 donat = benar!
.6 piring x 5 donat = 30 donat = salah!.6 piring x 5 donat tidak sama dengan 5donat+5donat+5donat+5donat+5donat+5donat!
.6 piring x 5 donat = 6 piring dimana ditiap piring ada 5 donat = benar!
.6 donat x 5donat = 30 donat = benar !
dimana masing-masing donat ditumpuk agar gampang di kali kan. jangan terkecoh oleh piring. piring jgn dimasukkan dalam jenis variable untuk dikalikan.
adalah perumpamaan yang salah jika 6 piring x 5donat = 30 donat!
6 itu adalah perulangan donat yg ditumpuk kalau dijumlah ada 6
6 X 5 donat = 30 donat,
didunia komputer sekalipun jg seperti itu >> 1 + 2 tidak sama dengan tiga!
kalau jenis tipe data kedua variable itu berbeda maka hasilnya adalah error! atau 1+2 = 12.
makanya kunci utama nya adalah kesamaan variable menghasilkan variable yang sama.
kalau variable berbeda maka hasilnya berbeda pula.
aku memang tak memakai teori-teori dari tokoh matematika terkemuka, tp dari logika pemograman, harusnya logika pemograman sudah memakai cara kerja atau logika matematika.
oya ada pertanyaan perkalian neh,
no1 .berapakah jumlah perkalian 3 orang X 5 monyet ?
a. 15 monyet
b. 15 orang
c. 3 orang 5 monyet
d. 3 monyet 5 orang
e. semua salah
no2 . kalau hati aku dikalikan sama hati kamu berapa yah:D?
lihat gambar dan jelaskan gimana caranya supaya 6x4 tidak sama dengan 4x6 ! baik itu logika anda ataupun hasil perkalian!
produk ini buatan microsoft, tdk mungkin produk microsoft ini tdk memakai ilmu pasti
matematika. akan pusing orang seluruh dunia kalau memakai ilmu tata letak
bahasa sebagai patokan, krn penafsiran bisa berbeda. dan yang terjadi sekarang adalah perdebatan tata letak kata/bahasa bukan pada kalkulasi matematik itu sendiri. perkalian matematika itu yya perkalian angka atas dua atau lebih
variable. inputnya pasti output nya juga pasti. bukan masalah penataan tata
letak pengunaan bahasa "pengali x bilangan VS bilangan X pengali".
kalau anda terbiasa dengan cara indonesia dan membatasi anak di indonesia untuk memahami matematik dengan cara indonesia saja kurasa itu keliru. matematik itu ilmu pasti, jgn doktrin, jgn kurung, jgn batasi anak dalam berhitung.
aku berpendapat, hasil perbaikan perkalian guru itu memang tak salah, tp harusnya guru tersebut jg tak harus menyalahi si murid. cukup dengan mengingatkan bahwa cara murid benar walaupun bpk lebih menekankan aturan dan kesepakatan di indonesia. secara matematika benar, secara bahasa dan kesepakatan di indonesia salah. tp sekarang kita lagi belajar matematika secara umum, bukan matematika dlm bahasa indonesia sesuai kesepakatan orang indonesia itu namanya pelajaran ilmu sosial bukan ilmu eksak. jadi bpk tidak menyalahkan adik. cukup mengingatkan. matematika internasional itu seperti apa. lihat perkalian internasional di link berikut --> http://en.wikipedia.org/wiki/Multiplication
lihat perhitungan persamaan berikut, angka itu boleh diletakkan dimana saja asal hasilnya sama, jgn batasi pada cara indonesia, ini matematika berlaku internasional, bukan cuma di indonesia. lihat penempatan perkalian angka berikut, apakah ini sudah sesuai dengan tata letak di indonesia???.
13 × 21 = (1 + 4 + 8) × 21 = (1 × 21) + (4 × 21) + (8 × 21) = 21 + 84 + 168 = 273.
kalau anda terbiasa dengan cara indonesia dan membatasi anak di indonesia untuk memahami matematik dengan cara indonesia saja kurasa itu keliru. matematik itu ilmu pasti, jgn doktrin, jgn kurung, jgn batasi anak dalam berhitung.
aku berpendapat, hasil perbaikan perkalian guru itu memang tak salah, tp harusnya guru tersebut jg tak harus menyalahi si murid. cukup dengan mengingatkan bahwa cara murid benar walaupun bpk lebih menekankan aturan dan kesepakatan di indonesia. secara matematika benar, secara bahasa dan kesepakatan di indonesia salah. tp sekarang kita lagi belajar matematika secara umum, bukan matematika dlm bahasa indonesia sesuai kesepakatan orang indonesia itu namanya pelajaran ilmu sosial bukan ilmu eksak. jadi bpk tidak menyalahkan adik. cukup mengingatkan. matematika internasional itu seperti apa. lihat perkalian internasional di link berikut --> http://en.wikipedia.org/wiki/Multiplication
lihat perhitungan persamaan berikut, angka itu boleh diletakkan dimana saja asal hasilnya sama, jgn batasi pada cara indonesia, ini matematika berlaku internasional, bukan cuma di indonesia. lihat penempatan perkalian angka berikut, apakah ini sudah sesuai dengan tata letak di indonesia???.
13 × 21 = (1 + 4 + 8) × 21 = (1 × 21) + (4 × 21) + (8 × 21) = 21 + 84 + 168 = 273.
hari ini rabu, 24 september'14 ada yg memperdebatkan tentang hal ini, ia http://www.nunuelfasa.com/ masih mempertanyakan dan mengatakan bahwa semua yang saya jelaskan diatas adalah "TEORI NGAUR", akan tetapi beliau sendiri juga tidak punya teori ahli matematika yang menyatakan bahwa 4x6 tidak sama dengan 6x4. #note : angkanya tak harus 4 dan 6 yya. Silahkan teman-teman sharing di kolom komentar kalau punya teori, logika matematika,teori kesepakatan di indonesia yang menjelaskan bahwa 4x6 tidak sama dengan 6x4 !
last statement 18 september 2014 + 2 hari = ?, 20 september 2014 = salah!
jawaban yang benar adalah september 20, 2014. karena saya maunya jawaban anda adalah dalam perhitungan matematika dengan format bahasa inggris :D kwkwkw
dis is ebot de feri besik of meth logic ai thing"<<bahasa inggris penulisan dalm indo neh",
gmn menurut teman?
Penjelasan ngawur pakai teori karangan sendiri gak pakai teori matematika,
ReplyDeletebisa dijelaskan bagian mana yang ngawur? bagian mana yg salah ? tolong diperbaiki !
Deletesetau aku, secara garis besar ilmu(sciens) itu dibagi dua, eksak dan sosial. matematika termasuk ilmu eksak. ilmu PASTI! yg TIDAK PASTI itu ilmu sosial namanya. bagian mana yg salah dari artikel diatas?
Bagian yang salah? semua -_-
Deletehebat, bahkan anda tidak menyetujui hasil kalkulasi produk nya microsoft -_- : )
DeleteAku nantang teorimu ini untuk didebat dengan bukuku ya, silakan dibukukan. "Bantah teori dalam buku saya, dengan teori pengawuranmu itu dalam bentuk buku juga". Itupun kalau ada penerbit yang mau membukukan hihihi:D Paling juga indie :D
ReplyDelete4x6=6x4=benar!
Delete4 bata X 6 bata = 6 bata X 4 bata = benar!
4 bata X 6 semen = 6 semen X 4 bata = benar!
4 bata X 6 semen = 4 semen X 6 bata = salah !
silahkan dibuktikan, aku mau lihat bukunya. sekian pendapat.
Maaf sekedar berbagi tanpa bermaksud mencari kesalahan. Ilmu pasti memang punya bangunan teori sendiri yang tidak bisa diubah secara sepihak. Meskipun demikian, diskusi atau bahkan adu teori dan pendapat baik bagi perkembangan keilmuan. Selama caranya masih sehat.
ReplyDeleteNamun yang diperbincangkan dalam kasus soal matematika ini adalah sikap guru yang menyalahkan jawaban siswa (karena salah proses, padahal hasilnya sama benarnya) dan ini ranah ilmu pendidikan, yang tidak masuk ilmu eksakta, namun ilmu selain itu, yang kalau hemat saya lebih condong pada ilmu humaniora dan terdapat aspek ilmu sosial. jadi bila yang dibahas mengenai sikap guru, hemat saya bukan tempatnya mempersoalkan benar atau salahnya teori berhitung.
Karena sang guru bisa saja menilai apa adanya di bukunya namun memilih memberikan "angka" atau "huruf" tertentu untuk siswanya sebagai apresiasi dan pemberi semangat. Namun juga tidak bisa langsung menyalahkan guru karena mungkin saja penjelasan guru tersebut sudah jelas, di buku siswa juga sudah ada contoh, dan pernah diuji coba dalam soal lain. bila tidak disalahkan, malah nanti menyesatkan.
Terlepas dari itu, informasi yang kita dapat sangat sedikit, sehingga tidak selayaknya kita menilai guru ini salah, guru ini benar.
yya mungkin secara ilmu sosial itu benar, tp secara ilmu eksak menurut aku tindakan pengajar menyalahkan hasil perhitungan muridnya salah itu adalah kesalahan pengajar. muridnya sudah benar, ini belajar matematik ilmu eksak kok, bukan ilmu sosial. guru cukup dengan mengingakan saja bahwa murid melakukan hal yang tak sesuai kesepakatan diindonesia, walaupun secara kesepakatan matematik internasional itu benar, jd guru jgn menyalahi murid, tp cukup dengan mengingatkan. sekian :)
Delete3 Orang X 5 Monyet = 15 Mamalia, hehehehe :D
ReplyDeleteyups benar, sangat setuju : )
DeleteDuh ngawur bgt penjelasannya. Sama sekali disarankan belajar dr artikel ini. Penulisnya jekas sgt tdk paham matematika
ReplyDelete